Yesita Wakili Fapet UGM pada Monash PITCH 2025

Yesita Vera Saraswati, mahasiswa program Doktor Ilmu Peternakan Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM), menjadi mahasiswa terpilih dari UGM untuk mengikuti program Monash Ph.D Grand Challenges Interdisciplinary Scheme (PITCH) 2025. Kegiatan diselenggarakan pada 20-24 Oktober 2025 di Monash University Indonesia.

Monash PITCH 2025 mempertemukan 135 mahasiswa Ph.D dari berbagai kampus dan disiplin ilmu di jaringan Monash University. Peserta dipilih dari bidang STEM dan HASS, dan dinominasikan oleh fakultas, institut, atau kampus masing-masing.

Program ini merupakan edisi ketiga yang diselenggarakan oleh Monash University. PITCH pertama kali dilaksanakan di Kampus Monash Prato, Italia, pada tahun 2023, dan  pada tahun 2024 dilaksanakan di Kampus Monash Malaysia. PITCH tahun ini bertujuan untuk mengembangkan proyek berbasis Monash Impact 2030 Grand Challenges yang relevan dengan kebutuhan dan tujuan lokal melalui kolaborasi lintas disiplin, serta didampingi oleh mentor riset senior dari jaringan Monash University.

Seluruh peserta dibagi dalam 13 kelompok untuk berkolaborasi mengatasi isu prioritas nasional dan komunitas, mulai dari energi, kualitas udara, pencegahan stunting di daerah terpencil, keamanan digital, pendidikan, hingga industri berkelanjutan.

“Selama empat hari, bersama dengan anggota tim, kami berkolaborasi dalam kegiatan hackathon untuk merumuskan topik permasalahan terkait keamanan digital bagi seluruh penduduk Indonesia. Topik ini diangkat sebagai bentuk dukungan terhadap visi Digital Indonesia 2045,” ujar Yesita, Rabu (29/10).

“Saya bersyukur dapat mengikuti program Monash PITCH 2025, selain dapat menjalin relasi dengan mahasiswa dari Monash University dan kampus lain di jaringan Monash, saya belajar banyak tentang persahabatan, empati, toleransi, etos kerja, serta bagaimana kolaborasi interdisipliner dalam keberagaman dapat menciptakan solusi bagi isu dan tantangan global yang dihadapi Indonesia,” imbuh Yesita.

Dengan dukungan dari para mentor dan mitra, termasuk Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) melalui kehadiran Sekretaris Jenderal, Togar Alam Napitupulu, serta Kedutaan Besar Australia di Indonesia, program ini menjadi jembatan antara keunggulan riset dan dampaknya bagi masyarakat, sekaligus memperkuat kolaborasi penelitian antara Indonesia dan Australia.

 

Sumber: Yesita

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses