Sapi lokal selama ini dikenal tidak terlalu rentan terhadap stresor lingkungan di iklim tropis, dapat mengkonsumsi pakan berkualitas rendah, dan memiliki kinerja reproduksi yang tinggi di bawah sistem produksi yang relatif buruk. Tidak seperti sapi persilangan, sapi lokal tidak memerlukan input yang tinggi sehingga sesuai dengan kondisi peternakan rakyat. Setiap bangsa sapi lokal juga memiliki karakteristik yang unik dan bersama dengan variasi bawaan yang luas di dalam breed, mereka adalah bahan baku yang potensial untuk program perbaikan genetik.
“Program pemuliaannya harus dikembangkan secara khusus untuk setiap jenis sapi dengan tujuan yang jelas sesuai dengan potensi dan sistem produksinya,”tutur dosen sekaligus peneliti dari Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Ir. Tri Satya Mastuti Widi, S.Pt., M.P., M.Sc.,Ph.D., IPM., ASEAN Eng., Selasa (26/11).
Tri Satya Mastuti Widi atau biasa disapa Vitri ini menjelaskan pemerintah dan para pemangku kepentingan terkait sejauh ini memang telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas sapi potong dan meningkatkan jumlah populasinya. Namun, upaya-upaya tersebut belum memberikan hasil yang diinginkan.
“Kemungkinan besar disebabkan oleh kurangnya pertimbangan dan pemahaman tentang sistem produksi, serta tidak adanya program pemuliaan yang dirancang dengan baik,”urai Vitri.
Melihat kondisi ini maka diadakanlah workshop bertajuk Production System As a Key Step in Developing Breeding Program’, Kamis (21/11) lalu.
Hadir sebagai pembicara dalam kegiatan tersebut Prof Heather Burrow dari University of New England (UNE), Australia, Dr. Rochadi Tawaf, Peneliti Senior Lembaga Studi Pembangunan Peternakan Indonesia dan Tri Satya Mastuti Widi, Ph.D.
Peserta workshop adalah dosen Laboratorium Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Ternak, Laboratorium Fisiologi dan Reproduksi Ternak, Laboratorium Ternak Potong, Kerja dan Kesayangan Fapet UGM, perwakilan dari BRIN, Dinas Peternakan Pamekasan Madura dan beberapa universitas (UNDIP, UNS, UB, UNHAS, UNILA, UNAND dan ULM).
Workshop ini dilaksanakan melalui kerja sama Fapet UGM, University of New England, Australia dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui pendanaan International Joint Research Academy (IJRA) TA 2024 (IJRA) dan Join Supervision UGM.
Sebagai luaran dan lanjutan kegiatan workshop ini adalah berupa penulisan Policy Brief bagi breeding sapi potong yang berkelanjutan.
Sumber: Panitia Workshop
Editor: Satria