Dosen Fapet UGM Dalami Teknologi Pengelolaan Limbah Kulit di Italia

Tiga dosen Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (Fapet UGM) mengikuti pelatihan internasional bertema Green Technology and Waste Management for Leather Industry di University of Pisa dan PO.TE.CO – Polo Tecnologico Conciario, Italy, pada 19–30 Juli 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Erasmus+ CBHE – ELEGTEC (Enhancing Sustainable and Green Leather Technology in Indonesia) yang diikuti oleh perwakilan dari UGM, Universitas Hasanuddin (UNHAS), dan Universitas Mataram (UNRAM).

Fapet UGM mengirimkan tiga dosen dari Laboratorium Teknologi Kulit, Hasil Ikutan, dan Limbah Peternakan (TKHILP), yaitu Prof. Ir. Ambar Pertiwiningrum, M.Si., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., Dr. Ir. Mohammad Zainal Abidin, S.Pt., M.Biotech., IPM., dan Ir. Viagian Pastawan, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPP. Pelatihan resmi dibuka oleh Prof. Maurizia Seggiani dari University of Pisa yang menekankan pentingnya penerapan prinsip circular economy dalam industri kulit berkelanjutan.

Selama tujuh hari pelatihan para peserta mempelajari berbagai teknik pengolahan limbah ramah lingkungan, termasuk chromium recovery, wastewater purification and reuse, serta sludge treatment. Mereka juga diperkenalkan pada inovasi green chemistry seperti penggunaan hidrogen peroksida (H₂O₂) untuk menggantikan natrium sulfida (Na₂S) dalam proses liming dan unhairing, yang menghasilkan limbah cair lebih aman bagi lingkungan.

Kegiatan juga diisi dengan kunjungan ke beberapa industri penyamakan kulit dan fasilitas pengolahan limbah terintegrasi, seperti Volfoni, Settebello, Aquarno, dan Cuiodepur, serta pertemuan dengan perusahaan bahan kimia Alpachem dan asosiasi penyamakan kulit Italia. Melalui kunjungan ini, peserta dapat menyaksikan langsung bagaimana praktik pengelolaan limbah di Italia berjalan efisien dan berorientasi pada daur ulang.

“Pelatihan ini membuka wawasan baru tentang bagaimana prinsip keberlanjutan bisa diterapkan secara nyata di industri kulit. Banyak hal yang bisa kita adaptasi di Indonesia, terutama dalam integrasi riset dan praktik lapangan,” ujar Prof. Ambar Pertiwiningrum, Senin (27/10).

Senada dengan itu, Ir. Viagian Pastawan menambahkan bahwa teknologi pengolahan limbah di Italia dapat menjadi inspirasi pengembangan riset di Indonesia.

“Kita perlu memperkuat sinergi antara akademisi, pemerintah, dan industri agar teknologi hijau tidak hanya menjadi konsep, tetapi juga diterapkan secara sistematis dalam industri peternakan dan hasil ikutannya,” ujarnya.

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan konsorsium ELEGTEC, pada tahun 2026 mendatang, mitra universitas dari Eropa direncanakan akan berkunjung ke Indonesia untuk melihat langsung praktik industri kulit dan kegiatan akademik di bidang teknologi kulit di UGM, UNRAM, dan UNHAS.

 

Sumber: Viagian

Editor: Satria

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses