Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (Fapet UGM) kembali melaksanakan program Kuliah Gratis sebagai wujud nyata pengabdian kepada masyarakat dengan tajuk “Bagimu Petani Kami Mengabdi” pada Jumat (31/10) di Auditorium Fakultas Peternakan UGM. Kegiatan ini mengusung tema “Sukses Budi Daya Ayam Kampung” yang membahas secara mendalam berbagai aspek penting, mulai dari sistem pemeliharaan hingga manajemen pakan yang efisien untuk meningkatkan produktivitas usaha peternakan rakyat.
Acara dibuka dengan sambutan oleh Dekan Fapet UGM, Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., yang menegaskan pentingnya peran pendidikan tinggi dalam mendukung kemajuan sektor peternakan nasional. Dalam sambutannya, Prof. Budi menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini merupakan upaya Fapet UGM untuk menghadirkan ilmu yang aplikatif bagi masyarakat. “Fapet UGM berkomitmen untuk terus berbagi pengetahuan dan inovasi agar petani serta peternak mampu mengelola usaha mereka dengan lebih produktif, efisien, dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Kegiatan ini dipandu oleh Insani Hubi Zulfa, S.Pt., M.Sc., Ph.D., yang memoderasi jalannya diskusi secara interaktif dan komunikatif, sehingga peserta dapat terlibat aktif selama sesi berlangsung.
Pembicara pertama, Dr. Ir. Heru Sasongko, MP., membawakan materi mengenai manajemen pemeliharaan ayam kampung. Ia menjelaskan bahwa ayam kampung memiliki saluran pencernaan yang sederhana sehingga membutuhkan pakan yang mudah dicerna dan memiliki kualitas tinggi.
“Untuk fase pembesaran atau penggemukan, kandungan protein pakan ideal berada pada kisaran 18 hingga 23 persen. Proses pencernaan makanan dalam tubuh ayam juga berlangsung cepat, hanya sekitar tiga jam,” jelas Heru.
Ia menambahkan sebagian besar masyarakat masih memelihara ayam kampung tanpa tujuan yang jelas, padahal penentuan arah usaha sangat penting karena akan menentukan sistem pemeliharaan dan besarnya keuntungan yang diperoleh. Menurutnya, terdapat tiga segmen utama dalam usaha ayam kampung, yaitu pembibitan dan penetasan, ayam kampung pedaging, serta ayam kampung petelur.
Lebih lanjut, Dr. Heru menekankan bahwa keberhasilan beternak ayam kampung tidak hanya bergantung pada pakan, tetapi juga pada manajemen pemeliharaan yang disiplin. Ia berpesan, “Kunci keberhasilan budi daya ayam kampung adalah pemilihan bibit unggul dan sehat, menjaga kebersihan kandang agar tetap nyaman, melakukan vaksinasi dan pencegahan penyakit secara rutin, serta mencatat semua aktivitas produksi. Selain itu, peternak juga perlu membangun jaringan pemasaran lokal dan memulai dari skala kecil, namun dikelola dengan serius dan berkelanjutan,”urainya.
Sesi berikutnya disampaikan oleh Ir. Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., yang membahas manajemen pakan dan nutrisi ayam kampung. Ia menegaskan pentingnya kualitas pakan sebagai faktor utama penentu keberhasilan budidaya. “Sebagus apa pun bibitnya, kalau pakannya tidak bagus, ayam kampung tidak akan mampu menampilkan potensi genetiknya secara optimal,” ujar Nanung.
Ia menjelaskan bahwa pakan yang seimbang harus mengandung sumber energi, protein, serta vitamin dan mineral yang cukup, dengan pemanfaatan bahan lokal sebagai alternatif untuk menekan biaya produksi.
Dalam paparannya, Nanung menyebutkan berbagai bahan pakan alternatif yang dapat digunakan, seperti jagung, gandum, mata ikan (duck weed), dedak padi, dan tepung gaplek sebagai sumber energi. Untuk sumber protein, dapat digunakan bungkil kedelai, tepung ikan, maggot (larva BSF), serta cacing tanah (lumbricus). Sementara itu, sumber vitamin dan mineral dapat berasal dari premiks vitamin-mineral, tepung ikan, cangkang hewan laut, atau tepung susu afkir. Ia juga memberikan contoh formulasi ransum sederhana yang memanfaatkan bahan-bahan lokal seperti jagung kuning, maggot, dan mata ikan sebagai kombinasi ekonomis yang tetap bernilai gizi tinggi bagi ayam kampung petelur maupun pedaging.
Melalui kegiatan Kuliah Gratis ini, para peserta yang terdiri dari petani, peternak, dan masyarakat umum diharapkan dapat memahami strategi pemeliharaan ayam kampung yang tepat guna, hemat biaya, namun tetap produktif dan ramah lingkungan. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Dies Natalis ke-56 Fapet UGM, sekaligus memperkuat perannya sebagai mitra masyarakat dalam membangun sektor peternakan yang berdaya saing, berkelanjutan, dan menyejahterakan.
Sumber: Tim Kuliah Gratis