Menjalin Dialog, Membangun Ketahanan: Perjalanan Ekspedisi Patriot UGM Mengkaji Desain Penanganan dan Pencegahan Konflik di Kawasan Transmigrasi Tubbi Taramanu, Sulawesi Barat

Tim peneliti dari Fakultas Peternakan (Fapet) UGM turut ambil bagian dalam kegiatan Ekspedisi Patriot Transmigrasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Transmigrasi. Tim Ekspedisi Patriot (TEP) Fapet UGM diberi tugas untuk menapaki wilayah terpencil di Sulawesi Barat dalam misi membangun harmoni sosial di kawasan transmigrasi, khususnya di Kawasan Transmigrasi Tubbi Taramanu. Penelitian ini menggabungkan riset lapangan, eksperimen sosial, dan pengabdian untuk pembangunan masyarakat.

Dalam ekspedisi yang berlangsung selama empat bulan tersebut, Fapet UGM mengirimkan lima personel ke Sulawesi Barat. Tim dipimpin oleh Dr. Moh. Sofi’ul Anam, S.Pt., M.Sc., dengan anggota Haidar Rais, Putri Safitri, Maria Hilary, dan Naufal Dzaki.

“Luaran utama penelitian ini adalah membuat desain penanganan dan pencegahan konflik dengan merancang pendekatan komprehensif dalam mengidentifikasi, memetakan, menangani, dan mencegah konflik sosial di kawasan transmigrasi,” ujar Sofi’ul, Rabu (19/11).

Kawasan Transmigrasi Tubbi Taramanu terbentang di tiga kecamatan, yakni Bulo, Luyo, dan Tubbi Taramanu, dengan total 21 desa. Tim mengambil representasi dari lima desa utama, yaitu Ratte, Taramanu Tua, Pollewani, Tubbi, dan Piriang Tapiko, untuk kegiatan pengumpulan data sosial dan pemetaan konflik. Perjalanan menuju beberapa lokasi, terutama Desa Ratte, menghadirkan tantangan tersendiri. Akses jalan terbatas, medan berbukit, serta minimnya jaringan komunikasi menjadikan perjalanan lapangan penuh perjuangan. Namun, di balik keterbatasan itu tersimpan potret ketahanan sosial dan semangat hidup masyarakat yang luar biasa.

“Perjalanan ke Ratte memberi kami pemahaman bahwa ketahanan sosial tidak hanya dibangun dari kebijakan, tetapi juga dari solidaritas dan nilai gotong royong yang hidup di masyarakat,” imbuh Putri Safitri, salah satu anggota tim.

Hasil observasi dan diskusi dengan warga menunjukkan bahwa lembaga adat memiliki peran kuat dalam menjaga harmoni sosial. Sistem ini menjadi bukti bagaimana masyarakat lokal memegang teguh nilai-nilai musyawarah dan kesepakatan bersama sebagai fondasi penting dalam menciptakan kehidupan sosial yang damai di kawasan transmigrasi.

Meski demikian, tim menemukan tantangan lain di luar aspek sosial, terutama terkait keterbatasan infrastruktur dan akses layanan dasar. Banyak warga harus menempuh perjalanan jauh, bahkan menandu anggota keluarga yang sakit, untuk mencapai fasilitas kesehatan. Kondisi ini menyebabkan sebagian transmigran memilih kembali ke daerah asal karena kesulitan mengakses pendidikan, ekonomi, dan layanan publik.

Namun di balik berbagai keterbatasan tersebut, program transmigrasi tetap menyimpan potensi besar sebagai pintu masuk pembangunan daerah. Kehadiran transmigran yang membawa keterampilan, jaringan, dan semangat berusaha telah mulai menunjukkan geliat pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya di kawasan Tubbi Taramanu.

 

Sumber: Tim Ekspedisi Patriot Fapet UGM

Editor: Satria

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses