Dari Ecoenzim hingga Maggot, Fapet UGM Tawarkan Solusi Nyata Pengolahan Sampah

Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (Fapet UGM) kembali menyelenggarakan Workshop Pengolahan Sampah Batch 2 pada Rabu (17/12) di Fapet UGM. Kegiatan ini merupakan bagian dari program CircuLife – SLI 2025 bertema Community-Driven Waste Management and Circular Economy in Yogyakarta.

Koordinator Proyek CircuLife, Rima Amalia Eka Widya, S.S., M.A., dalam pengantarnya menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah sebagai upaya menciptakan solusi lingkungan yang berkelanjutan dan berdampak nyata.

Workshop sesi pertama menghadirkan materi Pengolahan Sampah Organik melalui Ecoenzyme yang disampaikan oleh Drs. Sarwa Sigid dari Komunitas Ecoenzyme Nusantara. Peserta dibekali pemahaman mengenai pemanfaatan limbah organik rumah tangga menjadi produk ramah lingkungan yang aplikatif dan mudah diterapkan di tingkat komunitas.

Pada sesi kedua, workshop menyoroti Maggot Farming sebagai teknologi pengolahan sampah organik berbasis waste bioconversion. Rizqi Hadi Novianto dari Joglo Farm bersama Dr. Muhsin Al Anas, S.Pt. (Dosen Fapet UGM) memaparkan potensi larva Black Soldier Fly (BSF) sebagai solusi lingkungan sekaligus sumber ekonomi baru.

Dr. Muhsin Al Anas menjelaskan bahwa industri pakan nasional memiliki tantangan besar dalam pemenuhan bahan baku protein.

“Produksi pakan nasional mencapai lebih dari 21 juta ton per tahun dengan kebutuhan protein yang sangat tinggi. Maggot atau larva Black Soldier Fly menawarkan solusi berkelanjutan karena mampu mengubah sampah organik menjadi sumber protein pakan yang bernilai ekonomi,” ujar Muhsin.

Ia menambahkan bahwa larva BSF tidak hanya berfungsi sebagai bahan baku pakan, tetapi juga sebagai feed additive dan feed supplement yang dapat meningkatkan kesehatan saluran pencernaan dan imunitas ternak.

“Dengan pengembangan teknologi pelet pakan berbasis BSF, produktivitas ternak dapat ditingkatkan sekaligus menekan ketergantungan pada bahan pakan impor,” jelasnya.

Lebih lanjut, Muhsin memaparkan bahwa inovasi maggot farming juga berperan penting dalam pengelolaan sampah terpadu. Limbah dari rumah tangga, industri unggas, hingga Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dapat dimanfaatkan sebagai media tumbuh larva, menghasilkan produk turunan berupa tepung dan minyak larva yang telah dikembangkan sebagai pakan fungsional berbasis riset.

Melalui Workshop Pengolahan Sampah Batch 2 ini, Fapet UGM berharap peserta tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga mampu mengimplementasikan praktik pengolahan sampah organik secara mandiri di lingkungan masing-masing.

 

Penulis: Satria

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses