Sebagai bagian dari komitmen akademik untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat, Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM) telah melaksanakan program pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas juru sembelih dalam memenuhi standar halal sesuai ajaran Islam serta memperhatikan aspek kesehatan dan higienitas dalam proses penyembelihan hewan. Salah satu kegiatan yang telah berlangsung adalah program “Pelatihan 10 Kompetensi Juru Sembelih Halal” di BAPERLITBANG Karanganyar, Kompleks Perkantoran Cangakan, Badran Asri, Cangakan, Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu (12/10).
Program ini dipimpin oleh Ir. Rusman, M.P., Ph.D., bersama tim dari Fapet UGM. Program didanai Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM sebagai bagian dari upaya untuk memfasilitasi peningkatan kompetensi dan sertifikasi juru sembelih halal agar memenuhi standar halal yang diakui.
Pelatihan ini diikuti oleh tim Fapet UGM, Juleha DPD Karanganyar, Juleha DPW Jateng, Dinas Pertanian dan Peternakan Karanganyar, Kementrian Agama Karanganyar, MUI Karnganyar, dan BAZNAS Karanganyar. Peserta diberikan pemahaman mengenai teknik penyembelihan yang halal, mulai dari aspek syariah, tata cara penyembelihan yang benar, hingga standar kesehatan hewan yang harus dipatuhi agar daging yang dihasilkan berkualitas dan aman untuk dikonsumsi.
Materi pelatihan ini disampaikan oleh narasumber dari tim dosen lab. Ilmu dan Teknologi Daging Fapet UGM, yakni Ir. Rusman, M.P., Ph.D., Dr. Ir. Rio Olympias Sujarwanta, S.Pt., M.Sc., IPM., ASEAN Eng., dan Dr. Ir. Endy Triyannanto., S.Pt., M.Eng., IPM., ASEAN Eng., yang juga menjabat sebagai Ketua Jagal Halal UGM, memberikan kontribusi penting dalam memperdalam wawasan peserta tentang penyembelihan halal yang sesuai standar syariah dan profesionalisme di bidangnya.
Ketua tim pengabdian, Ir. Rusman, M.P., Ph.D., menyampaikan kegiatan ini diinisiasi untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan pentingnya juru sembelih yang kompeten dan berwawasan halal.
“Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya produk halal, kita perlu memastikan bahwa proses penyembelihan hewan dilakukan sesuai syariat dan standar kesehatan yang berlaku. Pelatihan ini membantu membekali para juru sembelih dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan,” ungkap Rusman, Kamis (17/10).
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa peran juru sembelih yang memahami betul tata cara penyembelihan halal sangat penting dalam rantai penyediaan pangan halal, terutama dalam menghadapi permintaan pasar yang terus meningkat. Hal ini sesuai dengan tujuan pelatihan, yakni tidak hanya untuk meningkatkan kapasitas juru sembelih dalam memenuhi standar halal, namun juga untuk meningkatkan daya saing produk peternakan di pasar lokal dan internasional, memastikan kepuasan konsumen yang semakin sadar akan pentingnya produk yang halal dan tayib.
Selain itu, program ini juga bertujuan untuk mendorong pengembangan ekonomi lokal melalui industri peternakan yang berbasis halal, menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat, dan mendukung keberlanjutan sektor peternakan dengan memastikan bahwa seluruh rantai pasoknya memenuhi standar halal, mulai dari hulu hingga hilir. Dokumentasi kegiatan pelatihan ini, termasuk video tutorial dan poster, telah dipersiapkan untuk memudahkan transfer ilmu dan memastikan keberlanjutan program.
Para peserta yang mengikuti pelatihan ini memberikan respons positif. Salah satu peserta, Suyono, mengaku sangat terbantu dengan pengetahuan baru yang diperolehnya. “Pelatihan ini sangat bermanfaat, tidak hanya dari segi teknis penyembelihan, tapi juga bagaimana menjaga kebersihan dan kesehatan hewan sebelum disembelih,” tuturnya.
Selepas pelatihan terdapat kemungkinan kerja sama lebih lanjut dengan BAZNAS dan Juleha DPD Karanganyar untuk mengadakan pelatihan-pelatihan selanjutnya. Pelatihan ini tidak hanya akan berfokus pada peningkatan keterampilan, tetapi juga akan melanjutkan ke Sertifikasi Kompetensi bagi para juru sembelih. Dana untuk pelatihan dan sertifikasi tersebut akan berasal dari anggaran BAZNAS yang dikhususkan untuk program Juleha, memastikan keberlanjutan dan efektivitas dalam meningkatkan kualitas juru sembelih halal di wilayah ini.
Di masa depan, Fapet UGM berharap program seperti ini dapat menjadi model bagi daerah-daerah lain di Indonesia dalam mengembangkan sektor peternakan yang berkelanjutan dan berbasis halal. Pengabdian ini juga merupakan salah satu bentuk tanggung jawab universitas dalam membangun kemitraan strategis dengan pemerintah daerah dan pelaku industri, guna mewujudkan Indonesia sebagai pusat produk halal dunia.
Sumber: Endy
Editor: Satria