Fakultas Peternakan (Fapet) UGM melakukan kajian dan feasibility study pendirian pabrik pakan di Kalimantan Tengah, Selasa-Rabu (17-18/12). Hal ini merupakan kerja sama Fapet UGM dengan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPH dan P) Provinsi Kalimantan Tengah. Kepala Dinas TPH dan P, Ir. Hj. Sunarti, M.M., menjelaskan Kalteng mempunyai potensi bahan baku baik jagung, bekatul, bungkil kelapa sawit, dan juga potensi tepung ikan.
“Potensi tersebut ditangkap dengan pendirian Pabrik Pakan Ternak. Untuk itu agar pabrik pakan berjalan dengan lancar dilakukan kajian komprehensif pendirian usaha tersebut,”kata Sunarti.
Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., menyambut baik dan memberikan respons positif dengan membentuk tim profesional. Budi menambahkan untuk bisa berkelanjutan maka perlu dipastikan pasar untuk produk pakan yang dihasilkan dan supply bahan baku kontinu dan terjamin kualitasnya.
Sementara itu, tim kajian yang dipimpin Prof. Nafiatul Umami menyampaikan setelah melakukan kajian maka dari lahan, daya dukung bahan baku dan kapasitas mesin terpasang maka dapat dibangun pabrik pakan dengan kapasitas 40 ton per hari. Menurut Nafiatul pendirian pabrik pakan akan mendukung kemandirian peternakan di Kalimantan Tengah sekaligus akan menyerap produk petani berapa jagung dan sekaligus memanfaatkan limbah usaha kelapa sawit.
“Apabila dikelola dengan benar usaha pakan dengan kapasitas 40 ton per hari ini akan memberikan keuntungan lebih dari 5 miliar per tahun. Manfaat lainnya pabrik pakan akan mendukung usaha peternakan di Kalteng yang sudah ada yaitu peternakan ayam petelur, ayam lokal, sapi dan bahkan untuk ternak babi,”kata Nafiatul.
Selain pabrik pakan ke depan juga akan dikembangkan ayam Kalsuper yaitu ayam Kalimantan Sugianto Super yang merupakan ide Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran. Sebuah ayam kampung persilangan yang akan mirip dengan ayam Joper di Jawa dengan kadar kolesterol rendah dan rasa gurih ayam kampung.
Dalam presentasinya tim UGM juga memaparkan bahwa pabrik pakan tersebut dapat dikembangkan melalui skema kerja sama dengan perusahaan atau dikelola mandiri melalui BUMD. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan akan membentuk kelompok kerja untuk mengkaji secara mendalam sebelum memutuskan skema pengelolaan agar benar-benar secara regulasi memenuhi dan juga dapat memberikan kebermanfaatan secara luas kepada masyarakat.
Sumber: Yuny
Editor: Satria