HMP Program Doktor Fapet UGM Gelar Pengabdian Masyarakat tentang Manajemen Induk Sapi di Kelompok Ternak Sido Rejo

Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP) Program Doktor Ilmu Peternakan Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM) melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) sebagai bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kegiatan ini diselenggarakan pada Minggu (21/12) bertempat di Kelompok Ternak Sido Rejo, Kalurahan Patalan, Kapanewon Jetis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini mengangkat tema “Manajemen Induk Sapi: Sadar Nutrisi Induk untuk Produksi Pedet yang Optimal”. Sebanyak 47 orang peternak hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, yang terdiri atas anggota Kelompok Ternak Sido Rejo, Kelompok Tani serta Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Jetis.

Kepala Dukuh Patalan, Wahyudi, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih atas kehadiran mahasiswa dari HMP Program Doktor Ilmu Peternakan Fapet UGM di wilayahnya. Kegiatan penyuluhan ini sangat dibutuhkan oleh peternak, mengingat masih terbatasnya pengetahuan terkait manajemen sapi potong, khususnya pada aspek pakan dan reproduksi. Kondisi tersebut berdampak pada belum tercapainya hasil produksi yang optimal, sehingga peternak kerap mengalami kerugian.

“Melalui kegiatan ini harapannya pengetahuan dan keterampilan peternak dapat meningkat dan memberikan dampak positif terhadap usaha peternakan yang dijalankan,”kata Wahyudi.

Ir. Rochijan, S.Pt., M.Sc., IPM., staf pengajar Fapet UGM sekaligus Ketua HMP Program Doktor, menyampaikan materi mengenai pentingnya manajemen induk sapi yang terintegrasi dengan penekanan pada pemenuhan nutrisi induk. Rochijan menjelaskan bahwa kualitas dan keseimbangan nutrisi induk sebelum bunting, selama kebuntingan, dan pada masa laktasi sangat menentukan performa reproduksi, kesehatan induk, serta kualitas dan daya hidup pedet yang dihasilkan.

“Rendahnya kesadaran terhadap manajemen nutrisi induk sering menjadi penyebab utama gangguan reproduksi, rendahnya bobot lahir pedet, hingga panjangnya jarak beranak. Oleh karena itu, pemahaman peternak mengenai manajemen pakan yang tepat dan berkelanjutan menjadi faktor kunci dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha peternakan sapi potong,”kata Rochijan.

Salah satu perwakilan peternak, Tujilan, menyampaikan kegiatan ini sangat bermanfaat dan diharapkan dapat terus ditindaklanjuti, terutama pada permasalahan yang membutuhkan pendampingan secara berkelanjutan, seperti keterbatasan penyediaan tempat air minum ternak, kegagalan dalam pembuatan pakan silase, ketergantungan terhadap sumber pakan dari luar daerah dengan harga relatif tinggi, serta pola pemberian pakan yang masih terbatas pada gedebok pisang, rumput gajah, dan sedikit konsentrat serta Inseminasi Buatan (IB) yang belum efektif.

 

Sumber: HMP Program Doktor Fapet

Editor: Satria

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses