
Fakultas Peternakan (Fapet) UGM kembali menggelar kegiatan kuliah gratis bertajuk “Bagimu Petani Kami Mengabdi” di Animal Science Learning Center (ASLC) pada Jumat (17/10). Kegiatan ini menghadirkan sejumlah pakar peternakan, di antaranya Prof. Dr. Ir. Kustantinah, DEA., IPU, Prof. Ir. Panjono, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., ASEAN Eng, dan Ir. Viagian Pastawan, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPP.
Dalam sesi pertama, Prof. Dr. Ir. Kustantinah, DEA., IPU membahas manajemen nutrisi dan pakan ternak ruminansia kecil yakni kambing dan domba. Ia menegaskan bahwa pakan merupakan faktor paling penting dalam menentukan pertumbuhan dan produktivitas ternak, sehingga perlu disesuaikan dengan kebutuhan energi, protein, mineral, dan vitamin sesuai bobot badan serta tujuan pemeliharaan. Menurutnya, kambing dan domba merupakan intermediate feeder yang membutuhkan kombinasi rumput dan dedaunan untuk mencapai konsumsi optimal.
Prof. Kustantinah juga menyoroti pemanfaatan tanaman pakan lokal seperti kaliandra, turi, lamtoro, daun papaya, daun singkong, dan glirisidia yang bernilai gizi tinggi, serta pentingnya pengawetan pakan melalui pengeringan dan pembuatan silase. Ia menambahkan bahwa pengelolaan pakan yang baik berperan besar dalam mencegah penyakit parasit internal. “Pendekatan pakan fungsional tidak hanya menutrisi, tetapi juga menjaga kesehatan ternak secara alami menuju peternakan berkelanjutan,” ujarnya.
Dalam paparannya, Viagian menjelaskan pentingnya pengelolaan kotoran ternak (manure) yang memiliki nilai ekonomis tinggi jika diolah dengan benar. Menurutnya, manure merupakan sumber nutrien penting bagi tanaman karena mengandung unsur hara seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). “Manure dapat meningkatkan produktivitas tanah, namun jika dibuang sembarangan bisa mencemari lingkungan, terutama air tanah,” jelasnya.
Viagian juga menekankan pentingnya proses pengemasan pupuk organik agar aman dan tahan lama. “Pupuk padat kompos organik sebaiknya dikemas dengan lapisan ganda, yaitu plastik berlubang di bagian dalam dan karung plastik transparan di luar untuk menjaga sirkulasi udara dan mencegah pertumbuhan jamur,” paparnya.
Sementara itu, Prof. Panjono memaparkan materi tentang syarat sukses usaha ternak dan faktor-faktor yang memengaruhi kinerja ternak. Ia menegaskan bahwa keberhasilan beternak sangat ditentukan oleh faktor ekonomi, teknis, dan manajerial. “Dalam pembiakan domba, interval kelahiran ideal adalah delapan bulan dengan rata-rata dua ekor anak per kelahiran dan mortalitas prasapih mendekati nol,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa efisiensi pakan juga menjadi kunci dalam usaha penggemukan ternak. “Pertambahan bobot badan harian idealnya 0,13 kilogram dengan konversi pakan maksimal 6,67 dan biaya pakan per kilogram bobot badan tidak lebih dari Rp32.500,” ujarnya.
Prof. Panjono menutup materinya dengan menekankan pentingnya pemilihan bibit yang sehat dan pengendalian penyakit. “Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Pemantauan kesehatan ternak secara rutin akan membantu mencegah penularan dan meningkatkan produktivitas,” pesannya.
Kegiatan ini menjadi salah satu wujud nyata komitmen Fapet UGM dalam mengabdi kepada masyarakat, khususnya untuk meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan petani serta peternak melalui pendidikan dan penerapan ilmu peternakan yang berkelanjutan. Selain itu, sekaligus sebagai bagian dari rangkaian acara Dies Natalis ke-56 Fapet UGM.
Penulis: Satria
Foto: Satria-Panitia