
Usaha peternakan rakyat di pedesaan menyimpan potensi besar sebagai penggerak ekonomi lokal. Melihat hal tersebut, Laboratorium Komunikasi dan Pembangunan Masyarakat Fakultas Peternakan UGM menginisiasi pendekatan pembangunan desa yang berpusat pada pengembangan potensi peternakan, sekaligus sebagai strategi untuk memperkuat kelembagaan lokal yang sudah ada di masyarakat.
Menurut Prof. Dr. Trisakti Haryadi, Ketua Tim Laboratorium, aktivitas pengembangan usaha peternakan menjadi pintu masuk yang efektif untuk menghidupkan kembali peran kelompok tani, koperasi, lembaga keuangan mikro, hingga BUMDes atau BUMKal.
“Basis kegiatan kami adalah pengembangan peternakan rakyat. Namun dalam prosesnya, kami sengaja melibatkan dan mendorong peran kelembagaan desa agar pengelolaan peternakan lebih terstruktur, berkelanjutan, dan memberi dampak luas pada masyarakat,” jelas Prof. Trisakti dalam acara Fapet Menyapa, Jumat (23/5) di Fapet UGM.
Dalam program pendampingan yang dijalankan, Laboratorium Komunikasi dan Pembangunan Masyarakat Fapet UGM tidak hanya memberikan dukungan teknis peternakan, tetapi juga memperkuat aspek komunikasi, organisasi, dan manajerial kelembagaan. Tujuannya adalah agar lembaga desa mampu mengelola, mengakses peluang, dan menjalin kemitraan dalam pengembangan usaha peternakan.
Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng dan Annisa’ Qurrotun A’yun, S.Pt., M.Sc. lebih banyak menjelaskan berbagai kegiatan telah dilakukan, mulai dari pelatihan pengelolaan unit usaha peternakan di bawah koperasi dan BUMDes, peningkatan kapasitas kelompok tani ternak, hingga pendampingan lembaga keuangan mikro untuk menyediakan layanan pembiayaan peternakan yang inklusif dan adaptif.
“Kita tidak sedang membentuk lembaga baru, tapi memaksimalkan yang sudah ada agar bisa berdaya melalui aktivitas ekonomi yang konkret—dalam hal ini peternakan,” tambah Prof. Budi.
Senada dengan itu, Dr. Ir. Siti Andarwati, S.Pt., M.P., IPU., ASEAN Eng., menegaskan bahwa 95% peternakan di tanah air adalah peternakan rakyat. Dengan demikian, ia sepakat peternakan akan lebih maksimal dalam menjalankan programnya jika dilakukan secara kolektif melalui kelompok atau lembaga.
Ahmad Romadhoni Surya Putra, S.Pt., M.Sc., Ph.D menilai lembaga desa, koperasi maupun BUMDes memiliki tujuan sama dalam mendorong perekonomian desa. Hanya saja yang perlu menjadi perhatian adalah komoditas apa yang nanti menjadi fokus lembaga tersebut.
“Misalnya BUMDes tapi justru bukan diisi produk atau usaha dari sektor pertanian atau peternakan maka tidak akan berkesinambungan. Berbeda misalnya mengelola komoditas susu yang itu terbukti lebih berkembang,”papar Romadhoni.
Penulis: Satria
Foto: Margiyono