Siti Zubaidah, Tendik Pertama di Fapet UGM Penyandang Gelar Doktor Berpredikat Summa Cumlaude

Fakultas Peternakan (Fapet) UGM terus mencetak SDM berprestasi. Kali ini, Laboran dari Laboratorium Ilmu Makanan Ternak, Siti Zubaidah, S.Pt., M.Biotech, berhasil lulus ujian disertasi, Jumat (10/1). Dengan mempertahankan disertasi berjudul Penggunaan Bungkil Sawit Dengan Suplementasi Enzim Terhadap Produktivitas, Kualitas Karkas, Dan Kesehatan Saluran Cerna Ayam Broiler maka Siti adalah tenaga kependidikan (Tendik) pertama di Fapet UGM yang menyandang gelar doktor.

“Alhamdulillah tentu bahagia bisa selesai juga sesuai target awal 3 tahun,”kata Siti ditemui seusai ujian doktor.

Di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Zuprizal, DEA., IPU., ASEAN Eng (promotor), Drh. Bambang Ariyadi, M.P., Ph.D (Ko Promotor) dan Prof. Dr. Ir. Chusnul Hanim., M.Si., IPM., ASEAN Eng (Ko Promotor) Siti berhasil menyelesaikan studi S3-nya dalam waktu 2 tahun 11 bulan.

Perjuangannya menyelesaikan S3 tidak lepas dari dukungan keluarga, staf-staf di laboratorium IMT, dan pimpinan Fapet UGM. Kebetulan, suaminya, M. Handoko Putro adalah lulusan Fakultas Peternakan dari UNDIP sehingga sedikit banyak bisa menjadi teman berdiskusi selama studi.

“Tentu semua butuh perjuangan. Malam hari saya harus terus menulis untuk disertasi maupun jurnal. Akhir pekan juga banyak dihabiskan untuk tugas-tugas,”kenang ibu berputra 2 ini.

Dengan hasil yang diperoleh ini Siti berharap dapat memicu Tendik lainnya untuk terus belajar dan meningkatkan pengetahuan sesuai bidang masing-masing.

Perempuan kelahiran Sleman, 2 Oktober 1981 ini menyelesaikan studi doktoralnya dengan biaya mandiri. Pendidikan Siti Zubaidah diawali dari S1 Fapet UGM angkatan 2000 dan S2 di Sekolah Pascasarjana UGM angkatan 2010 dan S3 di Fapet UGM angkatan 2021.

Siti tertarik meneliti bungkil inti sawit karena memiliki potensi dijadikan pakan ternak. Bungkil inti sawit merupakan limbah dari pembuatan minyak inti sawit, produksinya cukup tinggi di Indonesia begitu juga dengan kandungan protein kasar sebesar 14% – 19%, sehingga bungkil inti sawit berpotensi untuk dijadikan sebagai pakan ternak, khususnya ternak unggas. Akan tetapi kelemahannya adalah kandungan serat kasar khususnya manan yang tinggi, sedangkan unggas tidak mempunyai enzim untuk mendegradasi manan sehingga perlu disuplementasi enzim dari luar berupa enzim mananase, NSPase, dan protease untuk meningkatkan kecernaan nutrien yang berakibat pada peningkatan produktivitas, kualitas karkas, dan kesehatan saluran cerna dari ayam broiler.

 

Penulis: Satria

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.