Tim Mahasiswa Fakultas Peternakan (Fapet) UGM kembali mencatatkan prestasi gemilang dalam lomba Business Model Canvas tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Program Studi Manajemen FEB Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di kegiatan Creativepreneur Festival #4. Tim yang terdiri dari Iman Hasanudin (Ketua Tim), Adimas Hasby Ramadhanto (Anggota 1), dan Hadi Ramlan (Anggota 2) berhasil menyabet gelar juara 1 nasional kategori business model canvas dari total 377 tim PTN dan PTS se-Indonesia.
Creativepreneur Festival atau C-FEST merupakan serangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh Program Studi Manajemen FEB UMY. Kegiatan ini dapat digunakan sebagai ajang kompetisi bagi mahasiswa aktif di perguruan tinggi se-Indonesia dalam bentuk penuangan gagasan atau ide kreatif yang bersifat orisinal, visioner dan implementatif. Adapun rangkaian kegiatan dalam C-FEST #4 yaitu Marketing Plan Competition, Business Model Canvas Competition dan Seminar dengan tema “Halalpreneur: Mendorong Keberlanjutan dengan Inovasi yang Beretika”. Tujuan diadakan acara C-FEST #4 untuk menumbuh kembangkan inovasi dan kreativitas mahasiswa dalam bentuk gagasan atau ide kreatif yang bersifat orisinal, visioner dan implementatif untuk menemukan solusi terkait permasalahan yang relevan
“Konsep usaha kami yang menjuarai juara 1 itu berjalan di bidang peternakan maggot BSF yang diintegrasikan dengan budi daya ikan nila menggunakan teknologi Recirculating Aquaculture System (RAS). Awalnya kami melihat permasalahan dimana belum ada teknologi yang dapat secara efektif untuk mengurai limbah-limbah organik sehingga sering menimbulkan penyakit hingga bau yang tidak sedap di sekitar masyarakat,”kata Iman, Jumat (3/1).
Kemudian dari sektor makanan halal, kata Iman, saat ini masyarakat sudah mulai perhatian dengan kandungan, komposisi, dan kehalalan suatu produk pangan yang mereka konsumsi terutama produk ikan segar yang rentan penggunaan obat kimia sehingga berdampak buruk bagi kesehatan. Dari hal tersebut, terpikirkanlah konsep integrated farming system menggunakan teknologi budi daya Recirculating Aquaculture System yang menjamin kehalalan dan thayyib dari produk ikan segar yang sehat tanpa obat kimia.
Anggota tim lainnya, Adimas, menambahkan maggot BSF per 1 kgnya dapat mengurai hingga 3 kg limbah organik dalam waktu 24 jam. Limbah yang terurai selanjutnya dapat digunakan untuk pupuk bagi tumbuhan karena sudah mengalami proses biokonversi secara alami. Maggot BSF tersebut nantinya akan dikembangbiakkan dan dipanen setelah 14 sampai 20 hari.
“Teknologi maggot BSF sebagai pengurai limbah organik memang bukan hal yang baru, tetapi belum banyak yang diintegrasikan secara langsung menjadi tambahan pakan ikan nila menggunakan teknologi Recirculating Aquaculture System,”imbuh Adimas.
Sumber: Iman dan tim
Editor: Satria