UGM Kenalkan Teknologi Pengering Rumput “Drying House”

Untuk menjawab tantangan ketersediaan pakan hijauan di musim kemarau, Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat melaksanakan program pengabdian berbasis teknologi tepat guna. Tim UGM diketuai Dr. Ir. Miftahush Shirothul Haq dari Fakultas Peternakan dan beranggotakan Dr. Ir. Aji Praba Baskara, Aqmal Nur Jihad, M.Sc. dan Fathi Alfinur Rizqi, M.Sc.. Dalam program ini, UGM memperkenalkan teknologi “Drying House” kepada para peternak di Desa Duwet, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, sebagai solusi produksi hay, yaitu pakan kering berkualitas yang tahan lama dan dapat disimpan untuk waktu yang panjang.

“Kegiatan ini melibatkan 15 petani dan peternak yang aktif terlibat dalam setiap tahap pelatihan hingga praktik langsung,”kata Miftahush Shirotul Haq, Kamis (14/11).

Ia menjelaskan Gunung Kidul adalah salah satu wilayah yang rentan mengalami kekeringan parah pada musim kemarau dan sering kali menghadapi persoalan serius dalam ketersediaan pakan hijauan untuk ternak. Minimnya hujan dan tingkat kesuburan tanah yang terbatas di wilayah ini mengakibatkan banyak peternak kesulitan memperoleh hijauan yang cukup untuk ternak mereka. Masalah ini berdampak pada penurunan produktivitas ternak karena pakan yang terbatas dan kualitas nutrisi yang tidak terjamin.

”Teknologi “Drying House” menawarkan solusi inovatif dalam bentuk pengeringan hijauan yang tidak hanya efektif, namun juga efisien dan ramah lingkungan,”imbuhnya.

Anggota tim lainnya, Aji Praba Baskara menambahkan teknologi ini berfokus pada optimalisasi proses pengeringan rumput untuk menghasilkan hay berkualitas tinggi. Hay ini dapat disimpan dalam jangka waktu panjang tanpa kehilangan nutrisi penting yang dibutuhkan oleh ternak, sehingga menjadi alternatif pakan utama pada musim kemarau. Proses pengeringan dalam “Drying House” juga mengurangi risiko pembusukan dan kontaminasi yang sering kali menjadi masalah dalam metode pengeringan tradisional.

“Teknologi ‘Drying House’ ini sangat membantu masyarakat dalam menjaga ketersediaan pakan ternak berkualitas di musim kemarau. Selain memungkinkan penyimpanan dalam jangka panjang, hay yang dihasilkan dengan teknologi ini tetap kaya nutrisi sehingga dapat mendukung kesehatan ternak secara optimal. Hay ini sangat bermanfaat, terutama untuk daerah-daerah yang sering kekurangan pakan hijauan,” ungkap Aji.

Para peserta program pengabdian ini diberikan pelatihan intensif tentang seluruh proses produksi hay, mulai dari pemilihan dan pemanenan hijauan yang berkualitas, hingga teknik pengeringan dan penyimpanan yang benar. “Drying House” memungkinkan para peternak mengeringkan hijauan secara efisien dalam waktu singkat dengan perlindungan yang optimal dari panas berlebihan dan kelembapan. Pengeringan ini menghasilkan hay yang seragam, sehingga mudah dikemas dan disimpan tanpa risiko pembusukan atau penurunan kualitas gizi.

Para peternak yang mengikuti pelatihan ini menyambut baik inisiatif UGM, terutama karena hay yang dihasilkan memberikan rasa aman bagi mereka dalam menghadapi musim kemarau. Salah satu peserta, Satria Aji, seorang peternak lokal, menyatakan bahwa teknologi “Drying House” ini membantu meringankan beban mereka, mengingat saat ini ia dapat menyimpan hay berkualitas yang dapat digunakan kapan saja, bahkan ketika ketersediaan hijauan sangat terbatas.

 

Sumber: Miftah

Editor: Satria

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.