Tim mahasiswa UGM berhasil merancang mesin silase portabel yang dapat membantu peternak rakyat dalam proses pembuatan silase secara lebih efisien dan terjangkau. Mesin ini bahkan telah dipatenkan dan dimanfaatkan oleh beberapa peternak mikro.
Mesin silase portabel ini dirancang agar peternak dapat memproduksi pakan ternak berkualitas sepanjang tahun, baik di musim kemarau maupun musim hujan. Dengan demikian, silase yang dihasilkan dapat disimpan dalam waktu lama tanpa kehilangan nutrisi, sehingga kebutuhan pakan ternak tetap terjamin dengan biaya yang lebih hemat.
Berbeda dengan cara tradisional yang masih mengandalkan tenaga manusia untuk memadatkan bahan silase, mesin ini mengandalkan sistem hidrolik yang lebih efisien. Alat terdiri dari beberapa komponen, antara lain alat press, empat drum penyimpan silase, corong, pengait, pompa hidrolik, motor listrik, alas segitiga, dan poros utama. Proses pengepresan dilakukan dengan pompa hidrolik yang menggerakkan tuas penekan untuk memadatkan bahan silase secara merata.
“Harapannya mesin silase portabel ini bisa menjadi alternatif dan solusi bagi peternak dalam memenuhi kebutuhan pakan ternaknya dengan efisien dan mudah,”ujar salah satu anggota tim, Noor Rizky Irmasari Hasibuan, Selasa (14/10).
Dosen pembimbing tim, Ir. Satyaguna Rakhmatulloh, S.Pt., M.Sc., IPP., menjelaskan inovasi ini berangkat dari keprihatinan terhadap kondisi peternak rakyat yang masih kesulitan membuat silase secara manual atau membeli mesin pabrikan dengan harga tinggi. “Kami ingin menghadirkan solusi nyata yang aplikatif dan sesuai kebutuhan peternak kecil, baik dari segi fungsi maupun biaya,” ujarnya.
Pembuatan alat waktu itu dilakukan di Bengkel LPP Politeknik Yogyakarta, sedangkan uji coba lapangan berlangsung di Jl. Pulerejo, Kauman, Selomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Hasilnya menunjukkan bahwa mesin ini mampu menghasilkan silase dengan kualitas baik dan waktu pengerjaan yang lebih singkat dibanding metode konvensional.
Melalui inovasi ini, tim berharap mesin silase portabel dapat diproduksi secara luas sehingga mampu mendukung ketahanan pakan dan keberlanjutan usaha peternakan rakyat di Indonesia.
Mesin yang lahir melalui program PKM Karya Inovatif tahun 2022 tersebut didukung oleh beberapa mahasiswa, yaitu Noor Rizky Irmasari Hasibuan, Nina Fiona Putri, Ajeng Saskia Sekar, Salma Dwi Setyowati dan Hans Bastian Wangsa.
Penulis: Satria