Peneliti Fapet UGM Kembangkan IoT dan Digital Recording Ternak Unggas

Industri perunggasan di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, hal ini didorong oleh meningkatnya permintaan konsumen akan produk unggas. Namun, industri ini menghadapi tantangan dalam memenuhi permintaan yang terus meningkat dengan jumlah (kuantitas) dan kualitas produk yang semakin meningkat.

Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah dan para pemangku kepentingan industri telah menyadari potensi teknologi peternakan presisi (precision livestock farming/PLF) untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan produksi unggas. Dalam konteks industri perunggasan di Indonesia, peternakan presisi dapat memainkan peran penting dalam mengatasi berbagai masalah.

“Di sinilah penerapan teknologi peternakan yang presisi, seperti sistem berbasis cloud diantaranya adalah IoT, digital recording, pemanfaatan pengolahan data kompleks yang terpusat, dapat memainkan peran penting dalam transisi ini,”papar peneliti muda dari Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Ternak, Galuh Adi Insani, S.Pt., M.Sc., saat acara Fapet Menyapa, Kamis (26/9).

Galuh menuturkan teknologi ini dapat membantu dalam pengumpulan data, analisis, dan pengambilan keputusan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas dan kesehatan hewan. Misalnya, alat persepsi cerdas dapat digunakan untuk identifikasi ternak, penilaian kondisi tubuh, dan estimasi bobot hidup, yang dapat meningkatkan manajemen dan produktivitas peternakan. Teknologi ini dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kesehatan hewan, yang berujung pada keuntungan ekonomi bagi peternak.

“Permasalahan peternak itu kan berbagai macam ya, ada kondisi lingkungan, suhu, requirement ayam broiler yang cenderung lebih rentan terjadinya stres, dll. Dengan begitu, pada pemeliharaan juga harus menyesuaikan kondisi lingkungan dengan melibatkan beberapa peralatan yang canggih dan automatisasi mesin yang terprogram, agar unggas dapat nyaman dan mampu keluar dalam kondisi yang menyebabkan ternak menjadi stres,”urainya.

Integrasi teknologi Internet of Things (IoT) yang diusulkan Galuh tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi, tetapi juga berpotensi membuka peluang baru bagi petani kecil untuk bersaing di pasar global. Bahkan, kita bisa setiap saat memantau pertumbuhan setiap ayam ini secara real time menggunakan kamera dan kecerdasan buatan. “Adanya pencatatan dan proses pengambilan data secara real-time melalui IoT tersebut akan didapatkan hasil pembacaan data yang dapat dilakukan integrasi dengan catatan produksi dan catatan lain yang saling berkorelasi,”terang Galuh.

 

Penulis: Satria

Foto: Margiyono

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.